Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal yang
terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fase cair ke fase padat. Mekanisme
kristalisasi terjadi melalui dua tahap, yaitu pembentukan inti (nucleation) dan
pertumbuhan kristal (crystal growth).
Tahap pembentukan inti
Dalam keadaan cair (temperatur relatif tinggi dan
ada cukup energi), atom-atom tidak memiliki susunan teratur tertentu, selalu
mudah bergerak. Setelah temperatur mulai turun, energi atom semakin rendah dan
makin sulit bergerak, serta mulai mengatur kedudukan relatifnya terhadap atom
lain, mulai membentuk inti kristal dan lattice. Dengan semakin turunnya
temperatur, semakin banyak atom yang bergabung dengan inti yang sudah ada atau
membentuk inti baru. Setiap inti akan tumbuh menarik atom-atom lain dari cairan
atau dari inti yang tidak sempat tumbuh untuk mengisi tempat kosong pada
lattice yang akan terbentuk.
Tahap pembentukan butir
Setelah proses ini selesai kristal-kristal ini
bergabung dan membeku dan mempunyai banyak jenis kristal yang disebut
polikrastralin sedangkan kristal dalam logam yang telah membeku disebut butir
dan permukaan singgung kristal-kristal tersebut disebut batas butir. Pada
umumnya pertumbuhan kristal tidak merata yang artinya pertumbuhan dalam arah
tertentu lebih cepat.
Pada batas butir selalu dapat distorsi baik karena
pengaruhnya tegangan permukaan maupun akibat dari interaksi dengan atom-atom
dan kristal tetangganya batas butir. Merupakan daerah yang penuh dengan
dislokasi karenanya ia merupakan daerah yang penuh dislokasi karenanya. Daerah yang
penuh dan tegangan besar butir pada logam tergantung dari laju pendinginan dan
pada proses pengerjaan panas atau pengerjaan dingin sewaktu logam tersebut dibentuk bahan dengan butir-butir yang besar
kasar lebih mudah pemesinannya lebih mudah dikeraskan melalui permukaan panas
dan memiliki daya hantar panas dan listrik yang lebih baik sedangkan bahan
berbutir halus tidak mudah retak sewaktu didinginkan secara tiba-tiba.
Logam dengan butiran yang halus umumnya memiliki
kekuatan dan keuletan yang lebih baik bila dibandingkan dengan logam berbutir
kasar. Hal ini dikarenakan pada proses deformasi logam berbutir halus mempunyai
kemudahan / hambatan slip yang lebih besar.