Bandar Udara Trunojoyo atau Trunojoyo Airport
adalah bandar
udara yang
terletak di perbatasan
Desa Pabian dan Desa Kalianget di Kabupaten Sumenep, Bandara ini
resmi dioperasikan dan dipergunakan oleh Merpati Nusantara Airlines untuk
Flying School (Sekolah Penerbangan) pada tahun 2010.
Bandara Trunojoyo sendiri dibangun pada era pemerintahan Bupati Soemaroem yang memerintah di Sumenep pada tahun 1970an. Seiring berjalannya waktu, Bandara ini mengalami pasang surut dalam pengembangannya. Bandara Trunojoyo mengalami era keemasan pada awal-awal pembangunannya diawali dengan penerbangan secara langsung jemaah haji Sumenep ke Surabaya tanpa melalui perjalanan darat yang menempuh waktu kurang lebih empat jam.
Sementara pada tahun 2003 presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke Sumenep melalui Bandara ini untuk melakukan kunjungan.
Bandara Trunojoyo sendiri dibangun pada era pemerintahan Bupati Soemaroem yang memerintah di Sumenep pada tahun 1970an. Seiring berjalannya waktu, Bandara ini mengalami pasang surut dalam pengembangannya. Bandara Trunojoyo mengalami era keemasan pada awal-awal pembangunannya diawali dengan penerbangan secara langsung jemaah haji Sumenep ke Surabaya tanpa melalui perjalanan darat yang menempuh waktu kurang lebih empat jam.
Sementara pada tahun 2003 presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke Sumenep melalui Bandara ini untuk melakukan kunjungan.
Pada tahun 2011, untuk menjadikan bandara ini lebih
nyaman dan agar bisa didarati oleh pesawat boeing, pemerintah daerah setempat
membebaskan lahan untuk perpanjangan runway bandara
yang sebelumnya 905 m menjadi 1.600 meter, Dan ditahun 2012 sudah tercatat ada dua
Sekolah penerbangan yang memanfaatkan bandara ini, antara lain : Sekolah
penerbangan Merpati Nusantara Airlines dan Sekolah Penerbangan PT Wing Umar
Sadewa.
Ditahun 2011, juga sempat direncanakan adanya perubahan nama Bandar Udara Trunojoyo menjadi Badar Udara Sultan Abdurrahman, tujuannya tak lain karena adanya ikatan psikologis masyarakat Sumenep dengan Rajanya terdahulu, disamping untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa Sumenep diwaktu dulu dipimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya.
Ditahun 2011, juga sempat direncanakan adanya perubahan nama Bandar Udara Trunojoyo menjadi Badar Udara Sultan Abdurrahman, tujuannya tak lain karena adanya ikatan psikologis masyarakat Sumenep dengan Rajanya terdahulu, disamping untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa Sumenep diwaktu dulu dipimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya.