|
Polimer |
Macam-macam Polimer- Menurut Jons Jacob Berzelius, senyawa dengan rumus empiris sama, tetapi massa molekulnya berbeda dinamakan polimer. Polimer didefinisikan sebagai senyawa dengan massa molekul besar dan merupakan gabungan dari monomer-monomer pembentuknya. Polimer yang berasal dari alam disebut polimer alam. Polimer yang dapat dibuat di laboratorium maupun diproduksi dalam jumlah besar di industri, dikenal dengan polimer sintetik.
a. Polimer Alam
Polimer yang terjadi secara alami dikenal sebagai polimer alam, seperti
selulosa, protein, dan karet alam. Berikut dibahas secara lebih
terperinci mengenai polimer alam.
1) Struktur Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel
tanaman. Selulosa merupakan polimer yang terbentuk dari monomer β
–D–glukosa melalui ikatan β (1→ 4) glikosidik. Panjang rantai beragam, dari ratusan sampai ribuan unit glukosa.
2) Karet Alam
Karet alam tersusun atas satuan monomer cis–1,4–isoprena dengan
panjang rantai rata-rata sekitar 5.000 satuan isoprena. Masalah utama
karet alam adalah taktisitas atau cara penyusunan polimer yang teratur (isotaktik).
b. Polimer Sintetik
Hampir semua peralatan terbuat dari bahan polimer, mulai dari alat
-alat
dapur sampai alat picu jantung buatan. Sampai saat ini, penelitian dan
pengembangan bahan polimer masih terus dilakukan dalam upaya menemukan
aneka penerapan bahan polimer. Sesuai dengan mekanisme pembuatannya,
polimer sintetik tinggi dapat digolongkan menjadi polimer adisi dan polimer kondensasi.
1) Polimer Adisi
Polimer adisi adalah polimer yang terjadi melalui reaksi adisi, yaitu
reaksi yang melibatkan senyawa yang mengandung ikatan rangkap, kemudian
diubah menjadi ikatan tunggal. Contoh polimer adisi adalah polietilen (PE), polipropilen (PP), politetrafluoroetilen, polivinilklorida (PVC), dan akrilik.
a) Polietilen (PE)
Secara kimia, PE sangat inert. Polimer ini tidak larut dalam
pelarut apapun pada suhu kamar, tetapi dapat menggembung dalam cairan
hidrokarbon (bensin) dan karbon tetraklorida (CCl4). PE tahan terhadap
asam dan basa, tetapi dapat rusak oleh asam nitrat pekat. Jika
dipanaskan secara kuat, PE membentuk ikatan silang yang diikuti oleh
pemutusan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi, tetapi tidak
terdepolimerisasi. PE dibagi menjadi dua jenis, yaitu PE kerapatan
tinggi (HDPE) dan PE kerapatan rendah (LDPE) seperti di tunjukkan pada Gambar 10.9.
Plastik HDPE bersifat kenyal, tidak mudah sobek, dan tahan terhadap
kelembapan. Bahan kimia plastik HDPE banyak digunakan untuk pembungkus,
dus, isolator listrik, pelapis kabel, dan lain-lain.
b) Polipropilen (PP)
Plastik PP bersifat tegar dan stabil terhadap panas, tekanan, rengkahan,
dan bahan kimia. Plastik PP lebih kuat dari PE. PP banyak digunakan
untuk botol kemasan karena dapat dibentuk lebih tipis. Kursi plastik
yang dapat ditumpuk juga terbuat dari PP.
c) Politetrafluoroetilen (Teflon)
Politetrafluoroetilen tahan terhadap korosi dan pelarut organik. Dari
hasil pengujian, hanya lelehan logam alkali atau alkali yang dilarutkan
dalam amonia yang dapat mendegradasi polimer ini. Politetrafluoroetilen
banyak digunakan untuk insulator listrik, peralatan kimia, dan peralatan
rumah
d) Polivinilklorida (PVC)
Sekitar 20% klorin digunakan untuk membuat monomer vinilklorida (CH2=CHCl),
sebagai bahan
baku plastik poliviliklorida (PVC). Substituen klorin
pada rantai polimer menjadikan PVC lebih tahan terhadap api dibandingkan
PE. Plastik PVC memiliki gaya tarik antara rantai polimer sehingga
meningkatkan kekerasan plastik jenis ini. Sifat-sifat PVC dapat
divariasikan sesuai fungsinya dengan cara mengubah sifat keplastisan,
stabilisasi, pengisi, dan celupannya sehingga menjadikan PVC sebagai
plastik serbaguna.
e) Polimetilmetakrilat (Polimer Akrilik)
Salah satu polimer akrilik adalah polimetilmetakrilat (PMMA), dikomersialkan dengan nama dagang Lucite dan Plexiglass.
PMMA berupa kristal bening yang sangat ringan sehingga banyak digunakan
untuk jendela pesawat terbang dan lensa cahaya. PMMA yang sangat
transparan digunakan untuk contact lens
2) Polimer Kondensasi
Polimer kodensasi yaitu polimer yang terbentuk melalui reaksi
kondensasi. Reaksi ini melibatkan pembentukan senyawa tidak jenuh dari
senyawa jenuh. Plastik sintetis pertama adalah bakelit, yang dikembangkan oleh Baekland (1905).
Monomer bakelit merupakan hasil reaksi formaldehid (H2CO) dan fenol
(C6H5OH) membentuk fenol tersubstitusi. Pada suhu di atas 100°C,
fenol-fenol ini terkondensasi membentuk polifenoksi. Polifenoksi
digunakan untuk membuat asesoris, seperti gantungan kunci. Untuk
pengerasnya digunakan katalis. Carothers dan koleganya
(1920) menemukan rumpun polimer kondensasi yang dikenal sebagai
poliamida dan poliester. Poliamida diperoleh melalui reaksi
diasilklorida dan diamina.