![]() |
Pembacaan Doa sehabis Kaoman |
Upacara Adat Nyadar atau disebut juga Nyader oleh penduduk setempat adalah suatu upacara adat yang
dilaksanakan oleh Warga Desa Pinggir Papas yang terletak di Kebun Dadap Barat, Kecamatan Saronggi dan merupakan desa tetangga dengan Nambakor
karena sama-sama Desa Penghasil garam untuk daerah Kecamatan Saronggi, tetapi
warga pinggir papas lebih mayoritas menjadi petani garam karena letak
geografisnya yang terletak di pinggir laut.
Nyadar adalah upacara adat BUKAN RITUAL dimana
sebagai ungkapan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pemberiaan berkah
khususnya hasil dari panen garam dan rasa terima kasih terhadap leluhur warga Pinggir
Papas, Nyadar diadakan di Desa Kebun Dadap Barat Kecamatan Saronggi, disana
terdapat sebuas Asta, Pesarean atau Makam leluhur Warga Pinggir Papas yaitu Syeh
Anggasuto, Syeh Kabesa, Syeh Dukon, dan Syeh Bengsa dimana diantara beliau adalah
orang yang pertama kali menemukan garam dan menemukan cara pembuatan garam.
Menurut sejarah pada masa itu ada pasukan dari Bali
yang hendak menyerang Keraton Sumenep tetapi mereka terdesak dan mundur mereka
bersembunyi di Desa Pinggir Papas disaat itu Pangeran Anggasuto menyelamatkan
mereka dan mereka menetap disana, suatu hari Pangeran Anggasuto bingung karena
para Warga Bali tersebut tidak bisa menemukan mata pencaharian atau pekerjaan
untuk berlangsungnya hidup disana, maka berdoa Pangeran Anggasuto kemudian
beliau berjalan disekitar pantai tiba-tiba dikagetkan oleh ombak yang menyerang
beliau sehingga basahlah kaki dan pakaian bagian bawah beliau dan anehnya lagi
bekas telapak kaki di pasir pantai dan air ombak yang mengenai kaki dan pakaian
beliau tiba-tiba menjadi serbuk putih kemudian Pangeran Anggasuto mengambilnya
dan mencium semakin penasaran akhirnya dicicipi dan disaat itu beliau berkata “Accen” dalam bahasa Madura dan dalam Bahasa
Indonesia itu adalah Asin maka dinamakanlah Buje
atau dalam Bahasa Indonesia adalah garam.
Nyadar diadakan biasanya pada bulan juli dan Agustus
tetapi untuk tahun ini nyadar diadakan sehabis lebaran untuk menghormati Hari
Raya Idul Fitri, mungkin anda sedikit heran karena diwaktu pelaksanaan Nyadar
anda akan menemukan 2 Budaya dari 2 Kepercayaan dan Keyakinan yaitu antara
Agama Islam dan Hindu tetapi anda jangan terlalu kaget mengingat nenek moyang Warga
Pinggir Papas itu adalah Pasukan Bali yang menetap disana maka ada 2 budaya
yang bisa kita rasakan selama pelaksanaan Nyadar, sampai sekarang anda bisa
menemukan keturunan dan Budaya Bali yang ada di Pinggir Papas.
Keunikan lagi yaitu masalah tempat pelaksanaan, jika
anda pikirkan secara jauh anda akan membayangkan seperti ini ”upacara adat Warga
Pinggir Papas tetapi mengapa dilaksanaan di Kebun Dadap ?”
Jawabannya yaitu karena sewaktu Pangeran Anggasuto meninggal beliau sedang berada di Desa Kebun Dadap dan ketika mau diangkat jenasahnya terasa berat dan gagal setelah berkali-kali dicoba maka diputuskanlah oleh Syekh Bengsa, Dukon dan Kabesa untuk dimakamkan disana.
Jawabannya yaitu karena sewaktu Pangeran Anggasuto meninggal beliau sedang berada di Desa Kebun Dadap dan ketika mau diangkat jenasahnya terasa berat dan gagal setelah berkali-kali dicoba maka diputuskanlah oleh Syekh Bengsa, Dukon dan Kabesa untuk dimakamkan disana.
Jika anda tertarik silahkan datang ketika Bulan juni
dan Agustus tetapi yang paling meriah jatuh pada Bulan Agustus karena merupakan
“Nyadar Panotop” atau Nyadar Penutupan. Jika anda berkunjung ke Nyadar
sempatkan menyicipi kuliner khas Nyadar yaitu Rengginang berbagai bentuk dan
rasanya manis dan satu lagi yang paling khas yaitu Gettas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan & Komentar Anda di Agung Blog