Frisian Flag, Teknologi Flip-Flip yang Gagal

Saya Agung, konsumen Frisian Flag yang sudah menggunakan brand dari Frisian Flag lebih dari 5 tahun, postingan ini dalah bentuk dari Voice of Customer (VOC) dimana merupakan hal yang cukup penting untuk produsen sebagai salah satu feedback untuk pengendalian kualitas, salah satu alasan saya mengkonsumsi produk dari Frisian Flag adalah karena Kualitas dan Rasa, Frisian Flag adalah suatu merk dagang dari perusahaan PT. Frisian Flag Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan Royal FrienslandCampina dengan produknya yang terkenal yaitu Susu dengan varian susu kental manis, susu cair maupun susu bubuk.

Akhir-akhir ini Frisian Flag berinovasi total untuk produknya salah satunya di produk susu kental manis dalam bentuk kaleng yaitu dengan kemasan kaleng yang disediakan cincin tarik untuk mempermudah membuka tutup kaleng (melubangi) sehingga konsumen tidak perlu repot-repot untuk melubangi memakai pisau atau apapun itu untuk digunakan melubangi kaleng, namun ada beberapa kelemahan dari kemasan tersebut diantaranya pinggir lubang yang masih terlihat tajam, saya sendiri sering tersentuh dengan pinggiran lubang tersebut dan membuat jari-jari saya merasa seperti teriris silet, tidak luka namun berbahaya bagi anak-anak karena sebagian dari pengguna termasuk anak-anak masih mengkonsumsi susu langsung dari kalengnya.

Setelah berinovasi dengan Cincin Tarik selang kemudian Frisian Flag membuat suatu gebrakan lagi dengan model flip-flip, yaitu sebuah tutup yang terbuat dari plastic dengan model flip-flip, sebagai konsumen saya kecewa dengan inovasi baru ini, dimana saya rasa ini merupakan Inovasi yang Gagal dimana tutup flip flip tersebut tidak bekerja sebagaimana purpose dari produsen, dimana masih terdapat celah dari hasil lubang bekas “cincin tarik” sehingga ketika dituang maka akan bocor dan meluber, seperti gambar yang dibawah ini.

Flip-Flip yang kurang besar

Tampak Atas
Kegagalan ini menjadi harapan konsumen kepada pihak  Research and Development perusahaan untuk lebih mengkaji lagi setiap inovasi yang akan dicetuskan, sebagaimana ini merupakan defect dari kualitas produk sehingga mengakibatkan kerugian dipihak konsumen dan produsen, dimana konsumen terlihat kecewa dengan produk Frisian Flag sehingga berpengaruh terhadap keloyalan konsumen dan dari pihak produsen akan mengakibatkan kerugian materi dan biaya produksi.

Anggap saja tutup flip-flip ini seharga Rp. 500/biji, dikalikan berapa banyak flip-flip yang sudah terjual ke konsumen atau saat ini sedang proses distribusi ke konsumen, missal 10.000 ribu sudah terjual di konsumen maka tinggal kalikan berapa kerugian yang dihasilkan, 10.000 x 500 = 5.000.000.

Dimana dalam pembuatan flip-flip ini membutuhkan proses panjang seperti purchasing bahan baku, pemilihan bahan baku dari penyuplai, biaya operasional mesin injeksi plastik, biaya operator, biaya quality control, biaya packaging dan biaya distribusi. Dalam dunia industry, waktu adalah uang dan menurut analisa motion study, delay adalah sampah dan sampah harus dibuang atau diperbaiki dengan memperbaiki system tersebut untuk mencapai produktivitas yang optimal.

Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan dan semoga Frisian Flag bisa segera memperbaiki semua defect-defect ini dan kalau bisa menerapkan sistem Six Sigma dengan Zero Defect-nya, dan satu lagi kalau bisa flip-flip sudah menempel di tutup kaleng sehingga konsumen tidak susah payah menarik cicin untuk melubangi kaleng sehingga lebih fleksibel, tentunya dengan label yang tertutup rapat dan higinies.

Salam Hangat,
Agung Firdausi Ahsan

1 komentar:

  1. Wah,asyik tuh. Semoga bisa menjadi bahan masukan buat produsennya.

    BalasHapus

Terima Kasih Atas Kunjungan & Komentar Anda di Agung Blog